Minggu, 07 April 2013

Tulisan Softskill6

Nama : Kartika Meylani
NPM : 24212031
Kelas: 1EB18

PERAN ETNIS CINA DALAM PERKEMBANGAN EKONOMI
PADA MASA ORDE BARU

I.                  PENDAHULUAN
Dalam proses perkembangan bangsa Indonesia sampai saat ini, Etnis cina merupakansalah satu elemen penting yang turut andil dalam proses terbentuknya Indonesia. Etnis cinayang merupakan kaum imigran yang tersebar di seluruh dunia, telah ada di Indonesia jauh sebelum kemerdekaan, tepatnya pada masa kerajaan di Nusantara. Keberadaan Etnis Cina di Indonesia tidak terlepas dari tujuan mereka untuk berdagang dan mendirikan bisnis. Namun demikian, seiring berjalanya waktu, Etnis Cina yang menetap di indonesia juga telah melahirkan suatu budaya baru,hasil asimilasi budaya asli mereka dengan budaya Indonesia, yang kemudian menjadi sebuah identitas dan melahirkan klasifikasi masyarakat baru yang sering disebut “Cina Peranakan”.
Eksistensi dan peran Etnis cina di Indonesia semakin besar dari waktu ke waktu. Etnis Cina telah berhasil merasuk dan menjadi suatu bagian dari tatanan masyarakat indonesia yang plural. Mereka menjadi fondasi ekonomi pasca kemerdekaan, dengan kegiatan perdagangan yang begitu intens dan skala yang besar. Menjadikan Etnis cina sebagai pemegang kontrolatas kegiatan perekonomian di Indonesia pada saat itu. Ditambah lagi,kedekatan para pengusaha Etnis Cina dengan pemerintah yang berkuasa, yang pada saat itu dipegang oleh Soeharto, semakin memperlancar usaha mereka dalam menjalankan bisnis.
II.               ISI
Seiring dengan arus globalisasi yang begitu cepat , maka beberapa tahun belakangan ini banyak terjadi perubahan bagi Indonesia . Globalisasi memicu terjadinya tumbukan peradaban yang datang dari luar. Kita ambil contoh saja Indonesia dengan china . Seperti yang kita ketahui, harga barang produksi China relatif murah dan diminati konsumen Indonesia. Hal in itidak terlepas dari kualitas barang yang dihasilkan oleh China . dan bisa dikatakan saat ini china merupakan pusat industry didunia .
Dampak Negatif dari pedagan cina di indonesia
§  Pertama
Serbuan produk asing terutama dari Cina dapat mengakibatkan kehancuran sektor-sektor ekonomi yang diserbu. Padahal sebelum tahun 2009 saja Indonesia telah  mengalami proses deindustrialisasi (penurunan industri). Berdasarkan data Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, peran industri pengolahan mengalami penurunan dari 28,1% pada 2004 menjadi 27,9% pada 2008. Diproyeksikan 5 tahun kedepan penanaman modal di sektor industri pengolahan mengalami penurunan US$ 5miliar yang sebagian besar dipicu oleh penutupan sentra-sentra usaha strategis IKM(industri kecil menegah). Jumlah IKM yang terdaftar pada Kementrian Perindustriantahun 2008 mencapai 16.806 dengan skala modal Rp 1 miliar hingga Rp 5 miliar.
Dari jumlah tersebut, 85% di antaranya akan mengalami kesulitan dalam menghadapi persaingan dengan produk dari Cina (Bisnis Indonesia, 9/1/2010).

§  Kedua
Pasar dalam negeri yang diserbu produk asing dengan kualitas dan harga yangsangat bersaing akan mendorong pengusaha dalam negeri berpindah usaha dari produsen di berbagai sektor ekonomi menjadi importir atau pedagang saja. Sebagaicontoh, harga tekstil dan produk tekstik (TPT) Cina lebih murah antara 15% hingga 25%. Menurut Wakil Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Ade SudrajatUsman, selisih 5% saja sudah membuat industri lokal kelabakan, apalagi perbedaannya besar (Bisnis Indonesia, 9/1/2010). Hal yang sangat memungkinkan bagi pengusahalokal untuk bertahan hidup adalah bersikap pragmatis, yakni dengan banting setir dari  produsen  tekstil  menjadi  importer  tekstil  Cina atau setidaknya pedagang tekstil. Sederhananya,“Buat apa memproduksi tekstil bila kalah bersaing? Lebih baik impor  saja, murah dan tidak perlu repot-repot jika diproduksi sendiri.”
Gejala inilah yang mulai tampak sejak awal tahun 2010. Misal, para pedagang jamusangat senang dengan membanjirnya produk jamu Cina secara legal yang harganya murah dan dianggap lebih manjur dibandingkan dengan jamu lokal. Akibatnya, produsen jamu lokal terancam gulung tikar.

§  Ketiga
Karakter perekomian dalam negeri akan semakin tidak mandiri dan lemah.Segalanya bergantung pada asing. Bahkan produk “tetek bengek” seperti jarum sajaharus diimpor. Jika banyak sektor ekonomi bergantung pada impor, sedangkan sektor-sektor vital ekonomi dalam negeri juga sudah dirambah dan dikuasai asing, makaapalagi yang bisa diharapkan dari kekuatan ekonomi Indonesia?

§  Keempat
Jika di dalam negeri saja kalah bersaing, bagaimana mungkin produk-produk Indonesia memiliki kemampuan hebat bersaing di pasar ASEAN dan Cina? Datamenunjukkan bahwa tren pertumbuhan ekspor non-migas Indonesia ke Cina sejak 2004hingga 2008 hanya 24,95%, sedangkan tren pertumbuhan ekspor Cina ke Indonesiamencapai 35,09%. Kalaupun ekspor Indonesia bisa digenjot, yang sangat mungkin berkembang adalah ekspor bahan mentah, bukannya hasil olahan yang memiliki nilaitambah seperti ekspor hasil industri. Pola ini malah sangat digemari oleh Cina yangmemang sedang “haus” bahan mentah dan sumber energi untuk menggerakkanekonominya.

§  Kelima
Peranan produksi terutama sektor industri manufaktur dan IKM dalam pasar nasional akan terpangkas dan digantikan impor. Dampaknya, ketersediaan lapangankerja semakin menurun. Padahal setiap tahun angkatan kerja baru bertambah lebih dari 2 juta orang, sementara pada periode Agustus 2009 saja jumlah pengangguran terbuka diIndonesia mencapai 8,96 juta orang
Sesungguhnya tidak selalu barang impor berdampak negative . dengan banyaknya barang impor yang masuk keindonesia maka akan memacu industry di Indonesia untuk lebih baersaing , meningkatkan kualitas hasil produknya dan juga bisa belajar dari pruduk impor tersebut .
Dampak positif dari pedagan cina di indonesia
§    Pertama:
Pedagang Cina akan membuat peluang Indonesia untuk menarik investasi. Hasil dari investasi tersebut dapat diputar lagi untuk mengekspor barang-barang ke negara lain.
§    Kedua
Dapat meningkatkan volume perdagangan. Hal ini dimotivasi dengan adanya persaingan ketat antara produsen. Sehingga produsen maupun para importir dapat meningkatkan volume perdagangan yang tidak terlepas dari kualitas sumber yang diproduksi.
§    Ketiga
Berpengaruh positif pada proyeksi laba BUMN 2010 secara agregat. Namun disamping itu faktor laba bersih, prosentase pay out ratio atas laba juga menentukan besarnya dividen atas laba BUMN.
Porsi terbesar (91 persen) penerimaan pemerintah atas laba BUMN saat ini berasal dari BUMN sektor pertambangan, jasa keuangan dan perbankan dan telekomunikasi. BUMNtersebut membutuhkan impor barang modal yang cukup signifikan dan dapat menjual sebagian produknya ke pasar Cina.

III.           PENUTUP
Sesungguhnya Indonesia tidak kalah dengan china , dengan sumberdaya alam yang melimpah di Indonesia seharusnya indonesia bisa menjadi negara berpengaruh di dunia dan dengan jumlah penduduk yang banyak maka akan lahir pemikir pemikir yang akan mengubah masa depan Indonesia cumin bagaimana pemerintah Indonesia dapat memanfaatkan segala yang ada tersebut .

IV.           DAFTAR PUSTAKA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar