Sabtu, 06 April 2013

Tulisan Softskill3

Nama : Kartika Meylani
NPM : 24212031
Kelas : 1EB18

KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA
I.                  PENDAHULUAN
Secara alamiah, manusia pasti akan selalu berkreasi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya atau untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dengan demikian, proses perkembangan berpikir dan bertindak kreatif sebenarnya dapat dikatakan sama umurnya dengan usia perkembangan spesies manusia di muka bumi. Saat ini, Indonesia memiliki sebuah institusi pemerintahan di tingkat pusat yang menggunakan istilah “Ekonomi Kreatif”, yaitu Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

II.               ISI
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, Dr. Mari Pangestu, mengunjungi Rabat, Maroko pada tanggal 12 Maret 2013 dan bertemu Menteri Luar Negeri dan Kerjasama Maroko Saad El Dine-Otmani, Menteri Pariwisata Maroko Lahcen Haddad dan Sekretaris Jenderal Departemen Perindustrian, Perdagangan dan Teknologi Baru El Aid Mahsoussi. 
Kedua belah pihak membahas perkembangan hubungan bilateral antara Indonesia dan Maroko, pembangunan di tingkat regional serta masa depan sistem perdagangan multilateral dibawah World Trade Organization (WTO), yang masa jabatan Direktur Jenderalnya akan berakhir pada 31 Agustus 2013.
Kedua menteri sepakat bahwa WTO merupakan institusi yang secara signifikan memberikan kontribusi dalam menjaga proteksionisme, terutama selama masa krisis finansial global terakhir. Keduanya juga sepakat bahwa sangat penting untuk memperkuat WTO untuk menjaga agar perdagangan global dapat terus berlanjut dan memperkuat pertumbuhan ekonomi global.
Menteri Pangestu, yang sebelumnya merupakan Menteri Perdagangan Republik Indonesia pada periode Oktober 2004 hingga Oktober 2011, yakin bahwa sistem perdagangan multilateral merupakan wahana yang dapat menyelesaikan banyak persoalan yang terjadi di dunia. Ia mengatakan bahwa, ”Sejak dibentuk, WTO telah banyak mendukung terjadinya transaksi perdagangan, peningkatan pertumbuhan pedagangan, kesempatan kerja di dunia. Dan yang terpenting, WTO telah membantu banyak bangsa dan negara keluar dari kemiskinan, baik di negara-negara maju dan negara-negara berkembang”.
Menteri Pangestu merupakan salah satu dari empat Menteri yang menjadi calon Direktur Jenderal WTO. Selain dari keempat menteri calon Dirjen WTO tersebut, terdapat lima kandidat lain yang bukan menteri. Jika  terpilih sebagai Direktur Jenderal yang baru, maka Dr. Pangestu akan menjadi wanita pertama yang menduduki posisi sejak WTO didirikan.
Dalam beberapa pekan terakhir, Dr. Mari Pangestu telah melakukan serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan pencalonannya sebagai Dirjen WTO. Selain menyampaikan visi dan misinya pada kesempatan pertemuan General Council di Jenewa beberapa waktu lalu, Dr. Mari Pangestu juga telah bertemu dengan perwakilan WTO dari sejumlah negara dan mengunjungi beberapa kota seperti Washington DC, Beijing, Brussels, Paris, Berlin, Moskow, Dubai, Abidjan, Abuja, Kairo, dan Stockholm untuk menyampaikan komitmennya untuk mengintegrasikan tiap-tiap negara ke dalam sistem perdagangan multilateral.
III.           PENUTUP
Dengan latar belakang pengalaman dan keahliannya, Dr. Mari Pangestu memiliki pemahaman terhadap pentingnya prinsip inclusion dan akan memastikan bahwa sistem perdagangan bebas akan memberikan peluang dan manfaat bagi setiap individu, manfaat bagi negara maju dan berkembang, dan manfaat bagi perusahaan besar dan UKM.

IV.           DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar