NPM : 24212031
Kelas : 1EB18
KEMENTERIAN
PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF REPUBLIK INDONESIA
I.
PENDAHULUAN
Secara alamiah,
manusia pasti akan selalu berkreasi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya atau
untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dengan demikian, proses
perkembangan berpikir dan bertindak kreatif sebenarnya dapat dikatakan sama
umurnya dengan usia perkembangan spesies manusia di muka bumi. Saat ini,
Indonesia memiliki sebuah institusi pemerintahan di tingkat pusat yang
menggunakan istilah “Ekonomi Kreatif”, yaitu Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif.
II.
ISI
Menteri Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif Indonesia, Dr. Mari Pangestu, mengunjungi Rabat, Maroko
pada tanggal 12 Maret 2013 dan bertemu Menteri Luar Negeri dan Kerjasama Maroko
Saad El Dine-Otmani, Menteri Pariwisata Maroko Lahcen Haddad dan Sekretaris Jenderal
Departemen Perindustrian, Perdagangan dan Teknologi Baru El Aid Mahsoussi.
Kedua belah pihak
membahas perkembangan hubungan bilateral antara Indonesia dan Maroko,
pembangunan di tingkat regional serta masa depan sistem perdagangan
multilateral dibawah World Trade Organization (WTO), yang masa jabatan Direktur
Jenderalnya akan berakhir pada 31 Agustus 2013.
Kedua menteri
sepakat bahwa WTO merupakan institusi yang secara signifikan memberikan
kontribusi dalam menjaga proteksionisme, terutama selama masa krisis finansial
global terakhir. Keduanya juga sepakat bahwa sangat penting untuk memperkuat
WTO untuk menjaga agar perdagangan global dapat terus berlanjut dan memperkuat
pertumbuhan ekonomi global.
Menteri
Pangestu, yang sebelumnya merupakan Menteri Perdagangan Republik Indonesia pada
periode Oktober 2004 hingga Oktober 2011, yakin bahwa sistem perdagangan
multilateral merupakan wahana yang dapat menyelesaikan banyak persoalan yang
terjadi di dunia. Ia mengatakan bahwa, ”Sejak dibentuk, WTO telah banyak mendukung
terjadinya transaksi perdagangan, peningkatan pertumbuhan pedagangan,
kesempatan kerja di dunia. Dan yang terpenting, WTO telah membantu banyak
bangsa dan negara keluar dari kemiskinan, baik di negara-negara maju dan
negara-negara berkembang”.
Menteri
Pangestu merupakan salah satu dari empat Menteri yang menjadi calon Direktur
Jenderal WTO. Selain dari keempat menteri calon Dirjen WTO tersebut, terdapat
lima kandidat lain yang bukan menteri. Jika terpilih sebagai
Direktur Jenderal yang baru, maka Dr. Pangestu akan menjadi wanita pertama yang
menduduki posisi sejak WTO didirikan.
Dalam
beberapa pekan terakhir, Dr. Mari Pangestu telah melakukan serangkaian kegiatan
yang berkaitan dengan pencalonannya sebagai Dirjen WTO. Selain menyampaikan
visi dan misinya pada kesempatan pertemuan General Council di Jenewa beberapa
waktu lalu, Dr. Mari Pangestu juga telah bertemu dengan perwakilan WTO dari
sejumlah negara dan mengunjungi beberapa kota seperti Washington DC, Beijing,
Brussels, Paris, Berlin, Moskow, Dubai, Abidjan, Abuja, Kairo, dan Stockholm
untuk menyampaikan komitmennya untuk mengintegrasikan tiap-tiap negara ke dalam
sistem perdagangan multilateral.
III.
PENUTUP
Dengan latar belakang pengalaman
dan keahliannya, Dr. Mari Pangestu memiliki pemahaman terhadap pentingnya
prinsip inclusion dan akan memastikan bahwa sistem perdagangan bebas akan
memberikan peluang dan manfaat bagi setiap individu, manfaat bagi negara maju
dan berkembang, dan manfaat bagi perusahaan besar dan UKM.
IV.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar