PARAGRAF INDUKTIF
Paragraf Induktif adalah paragraf yang diawali
dengan kalimat yang berisi penjelasan- penjelasan kemudian diakhiri dengan
kalimat utama.
Contoh Paragraf Induktif :
Banyak pedagang kaki lima yang entah bagaimana awalnya, seperti mengelompokkan
diri hanya dengan menjual jenis barang tertentu di sebuah trotoar tertentu.
Selanjutnya, tampillah trotoar tersebut sebagai etalase khusus. Bahkan, banyak
barang khas trotoar terkenal di Jakarta
yang tidak bisa dijumpai di toko-toko resmi. Dari suasana tersebut ternyata
banyak trotoar yang akhirnya menjadi terkenal karena penampilanya yang khas.
Paragraf Induktif sendiri dibagi menjadi 3 yaitu
:
1. GENERALISASI
generalisasi adalah suatu pola pengembangan
paragraf yang bertolak dari sejumlah fakta khusus yang memiliki kemiripan
menuju sebuah kesimpulan. Kesimpulan generalisasi didahului dengan penalaran generalisasi.
Penalaran generalisasi pun dapat digunakan untuk mengembangkan paragraf.
caranya penulis lebih dulu menyajikan sejumlah peristiwa khusus dalam bentuk
kalimat.Kemudian pada bagian akhir paragraf itu diakhiri dengan kalimat yang
berisi generalisasi dari peristiwa khusus yang telah disebutkan pada bagian awal.
Kalimat terakhir biasanya berisi gagasan utama paragraf.
Contoh:
Untuk membuat sebuah
software atau aplikasi yang berguna atau bermanfaat, diperlukan penelitian
serta pengamatan mengenai aplikasi atau software yang akan dibuat. Selain itu
agar tidak terjadi kesalahan dalam pembuatannya, ketelitian dan penggunaan
logika merupakan factor utama. Jangan terlalu terburu-buru dalam membuat suatu
aplikasi sehingga ketika program di jalankan kesalahan besar dapat dihindari
dan aplikasi dapat digunakan. Jadi, untuk membuat suatu software atau aplikasi
kita harus sabar dan teliti dalam membuatnya.
Merah :
hal-hal Khusus
Hijau :
Simpulan secara umum
2. ANALOGI
Analogi merupakan
pola penyusunan paragraf berupa perbandingan dari dua hal yang mempunyai sifat
sama. Pengembangan paragraf secara analogy ini didasarkan
adanya anggapan bahwa jika sudah ada persamaan dalam berbagai segi maka akan
ada persamaan pula dalam hal yang lain.
Contoh:
Contoh:
Perumus kebijakan sama halnya dengan burung Beo. Seekor hewan yang unik dan
elit, yang apabila disuruh
mengucapkan kalimat apa saja bias, tapi tidak mampu melakukan apa yang
diucapkan, begitu
dengan para perumus
kebijakan yang nyeleweng, hanya dapat mengucap tanpa mampu berbuat.
Merah : perbandingan
antara dua hal yang berbeda, yang mendandung persamaan
Hijau : penarikan kesimpulan
3. KAUSALITAS
Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah pola penyusunan paragraf dengan menggunakan
beberapa fakta yang mempunyai pola hubungan sebab-akibat.
Sebab-akibat, penalaran ini berawal dari
peristiwa yang merupakan sebab, kemudian sampai pada kesimpulan sebagai
akibatnya. Polanya A mengakibatkan B.
Contoh:
Masyarakat lebih
suka menggunakan kendaraan pribadi daripada kendaraan umum, sehingga
jalanan pun semakin macet seiring bertambahnnya jumlah kendaraan.
Merah :
Sebab
Hijau :
Akibat
Akibat-sebab, dalam pola ini kita memulai dengan
peristiwa yang menjadi akibat, peristiwa itu kita analisis untuk mencari
penyebabnya.
Contoh :
Siti mendapatkan
nilai yang tidak memuaskan pada ulangan fisikanya. Bagaimana tidak
saat pelajaran fisika Siti sering tidur dan dirumah dia tidak pernah belajar
fisika. Ditambah lagi dengan masalah pribadinya yang membuat dirinya depresi.
Merah :
Akibat
Hijau :
Sebab
PARAGRAF DEDUKTIF
Paragraf adalah bagian
suatu karangan yang mengandung satu kalimat utama dan beberapa kalimat
penjelas. Pengertian paragraf deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang kalimat
utamanya berada di awal paragraf, kemudian diikuti kalimat kalimat penjelas.
Contoh paragraf
deduktif :
Pemuda warga desa
Tenteram memutuskan melaksanakan jam belajar masyarakat dengan tertib. Sebelumnya,
banyak anak sekolah yang dibiarkan di luar rumah, dan hanya duduk duduk di
pinggir jalan pada saat jam jam belajar. Para
pemuda mulai mendatangi orang tua dan memberi pengertian pentingnya belajar
bagi anak anak mereka. Apabila warga menemukan anak-anak mereka sedang kumpul -
kumpul di pinggir jalan pada saat jam belajar, mereka akan diperingatkan dan
diajak untuk belajar bersama. Jam belajar masyarakat dimulai pukul18.00 sampai
pukul 20.00. Kalimat
utama dalam paragraf di atas adalah kalimat yang pertama yaitu Pemuda
warga desa tenteram memutuskan melaksanakan jam belajar masyarakat dengan
tertib.
Pola pengembangan
paragraph deduktif dibagi menjadi beberapa bagian antara lain :
1. Silogisme
Pada silogisme terdapat dua premis
(pernyataan) dan satu simpulan. Kedua premis itu adalah premis umum (mayor) dan
khusus (minor).
Rumus Silogisme :
PU :
Semua A = B
PK :
C = A
S :
C = B
Contoh :
PU :
Semua siswa SMAN 1 Taman wajib mengikuti UAS.
A B
PK :
Yunita adalah siswa SMAN 1 Taman.
C A
S :
Yunita wajiba mengikuti UAS.
C B
2. Silogisme Negatif
Silogisme negatif adalah sebuah
silohisme yang salah satu preminya bersifat negatif. Jika salah satu premisnya
negatif, simpulannya juga negative. Dalam silogisme negatif biasanya digunakan
kata ‘tidak’ atau ‘bukan’.
Contoh :
PU :
Warga kota Paris
tidak boleh melanggar hukum.
A B
PK :
Francois adalah seorang warga kota Paris.
C A
S :
Francois tidak boleh melanggar hukum.
C B
3. Entimem
Entimem adalah silogisme yang
diperpendek. Dari sebuah silogisme dapat dibuat entimemnya. Demikian pula
sebaliknya, dari sebuah entimem dapat disusun silogisme.
Rumus :
C = B karena
C = A
Contoh :
PU :
Semua tindakan kriminal adalah melanggar hukum.
A B
PK :
Membunuh adalah tindakan criminal.
C A
K :
Membunuh adalah melangar hukum.
C B
Entimem :
Membunuh
adalah melanggar hukum karena itu merupakan tindakan Kriminal.
C B A
Nama : Kartika Meilani
Kelas :2EB21
NPM : 24212031
Tidak ada komentar:
Posting Komentar