Nama :
Kartika Meylani
NPM :
24212031
Kelas :
2EB21
I.
PENDAHULUAN
Persaingan untuk mendapatkan
pekerjaan sekarang ini sangatlah ketat diakibatkan banyaknya orang yang melamar
pekerjaan ataupun sedikitnya daya tampung pekerja. adalah salah satu
perguruan tinggi yang ada di Sumatera Utara yang meluluskan mahasiswa lebih
kurang empat ribu orang setiap tahunnya. Sudah tentu lulusan tersebut akan
bekerja dan akan bersaing dengan lulusan itu sendiri ataupun lulusan
perguruan tinggi lainnya. Dengan demikian mahasiswa harus mempersiapkan
dirinya untuk bersaing sebelum dan setelah dinyatakan lulus dalam mendapatkan
pekerjaan yang lebih baik.
Mengembangkan hard
skill adalah jawaban utama didalam keberhasilan untuk mendapatkan pekerjaan
tersebut. Namun demikian tidaklah cukup hanya kemampuan hard skill saja,
tetapi harus diimbangi dengan kemampuan soft skill dalam menghadapi
berbagai tantangan saat melakukan pekerjaan tersebut. Menurut Admin dunia kerja
percaya bahwa sumber daya manusia yang unggul adalah mereka yang tidak hanya
memiliki kemahiran hard skill saja, tetapi juga piawai dalam aspek soft
skillnya. Ditambahkan juga, bahwa dunia pendidikanpun mengungkapkan dengan
berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat ternyata
kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan
kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan
mengelola diri dan orang lain (soft skill).
Dari penjelasan di atas,
dapat kita lihat bahwa pentingnya hard skill dan soft skill bagi
setiap orang yang ingin mendapatkan ataupun saat melakukan pekerjaan. Dengan
demikian dituntut bahwa setiap mahasiswa harus meningkatkan hard skill
dan soft skillnya dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja pada
masa studinya. Hal ini sejalan dengan Strategi Pendidikan Tinggi Jangka Panjang
2003 – 2010 (Dirjen Dikti, 2004) yang dirumuskan oleh Depdiknas secara jelas
menyebutkan bahwa peran pendidikan tinggi dalam peningkatan daya saing bangsa
sangat vital mengingat tingkat persaingan sumber daya manusia (SDM) di pasar
kerja nasional maupun internasional terus meningkat seiring dengan peningkatan
pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi baru pada berbagai bidang dunia
usaha, serta kebutuhan tingkat profesionalisme (knowledge, hard
skill, soft skill) yang semakin tinggi.
http://hardinan.blogspot.com/2012/02/pentingnya-hard-skill-dan-soft-skill.html
II. ISI
A.
SOFT
SKILL
Soft skills adalah seperangkat kemampuan yang
mempengaruhi bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain. Soft skills memuat
komunikasi efektif, berpikir kreatif dan kritis, membangun tim, serta kemampuan
lainnya yang terkait kapasitas kepribadian individu. Tujuan dari pelatihan soft
skills adalah memberikan kesempatan kepada individu untuk untuk mempelajari
perilaku baru dan meningkatkan hubungan antar pribadi dengan orang lain. Soft
skills memiliki banyak manfaat, misalnya pengembangan karir serta etika
profesional. Dari sisi organisasional, soft skills memberikan dampak terhadap
kualitas manajemen secara total, efektivitas institusional dan sinergi inovasi.
Esensi soft skills adalah kesempatan. Lulusan memerlukan soft skills untuk
membuka dan memanfaatkan kesempatan.
Sukses di dalam sebuah pekerjaan tidak hanya
bergantung kepada rasio dan logika individu tetapi juga kapasitas
kemanusiannya. Kemampuan yang dimiliki manusia dapat diibaratkan sebagai Gunung
Es (Ice Berg). Yang nampak di luar permukaan air ialah kemampuan Hard Skill/
Technical Skill, sedangkan kemampuan yang berada di bawah permukaan air dan
memiliki porsi yang paling besar ialah kemampuan Soft Skill. Soft skill
merupakan kemampuan yang tidak tampak dan seringkali berhubungan dengan emosi
manusia.
Banyak ditemukan hasil penelitian yang
menunjukkan kesuksesan individu dalam bekerja dipengaruhi oleh karakteristik
kepribadian individu. Penelitian kemudian mengarah pada pertanyaan
karakteristik kepribadian seperti apakah yang mendukung kesuksesan dalam
bekerja. Dari banyak teori kepribadian, teori kepribadian lima faktor (five
factors personality) banyak dipakai untuk meninjau kesuksesan dalam bekerja.
Lima faktor kepribadian tersebut merupakan gambaran mengenai karakteristik khas
individu yang unik dan relatif stabil. Lima faktor tersebut antara lain :
1. Ketahanan Pribadi (conscientiousness).
Ketahanan pribadi ini ditunjukkan dengan karakter gigih, sistematis, pantang
menyerah, motivasi tinggi dan tahan terhadap beban pekerjaan.
2. Ekstraversi (extraversion). Tipe kepribadian
ini ditandai dengan keterampilan membina hubungan dan komunikasi yang efektif,
pandai bergaul, bekerja sama, aktif, mengutamakan kerjasama, atraktif dan
asertif (terbuka).
3. Keramahan (agreableness). Tipe ini ditandai
dengan sikap ramah, rendah hati, tidak mau menunjukkan kelebihannya, mudah simpati,
hangat, dapat dipercaya dan sopan.
4. Emosi Stabil (emotion stability). Tipe ini
ditandai dengan sikap yang tenang, tidak mudah cemas dan tertekan, mudah
menerima, tidak mudah marah dan percaya diri.
5. Keterbukan terhadap pengalaman (openess). Individu
dengan tipe ini memiliki daya pikir yang imajinatif, menyukai tantangan, anti
kemapanan, kreatif, kritis dan memiliki rasa ingin tahu yang besar.
Soft skills memiliki banyak variasi yang di
dalamnya termuat elemen-elemen. Berikut ini akan dijelaskan beberapa jenis soft
skills yang terkait dengan kesuksesan dalam dunia kerja berdasarkan dari
hasil-hasil penelitian.
1.Kecerdasan Emosi. Melalui penelitian yang
intensif Goleman (1998) menemukan bahwa kesuksesan seseorang tidak hanya
didukung oleh seberapa smart seseorang dalam menerapkan pengetahuan dan
mendemonstrasikan keterampilannya, akan tetapi seberapa besar seseorang mampu
mengelola dirinya dan interaksi dengan orang lain. Keterampilan tersebut
dinamakan dengan kecerdasan emosi. Terminologi kecerdasan Emosi diperkenalkan
pertama kali oleh Salovey dan Mayer untuk menyatakan kualitas-kualitas
seseorang, seperti kemampuan memahami perasaan orang lain, empati, dan
pengaturan emosi untuk meningkatkan kualitas hidup (Gibbs, 1995). Kecerdasan
emosi juga meliputi sejumlah keterampilan yang berhubungan dengan keakuratan
penilaian tentang emosi diri sendiri dan orang lain; dan kemampuan mengelola
perasaan untuk memotivasi, merencanakan, dan meraih tujuan hidup.
2. Gaya Hidup Sehat. Marchand dkk (2005)
menemukan bahwa uang jutaan dolar terbuang oleh institusi dan masyarakat karena
faktor minimnya produktivitas, pelayanan kesehatan, kecelakaan kerja dan
pegawai yang absen dalam bekerja. Pendukung utama dari sekian indikator
tersebut adalah gaya hidup individu yang tidak sehat. University of Central
Florida memasukkan tema gaya hidup sehat ini sebagai target pengembangan soft
skills bagi mahasiswa mereka. Topik yang diangkat dalam pengembangannya memuat
nutrisi, manajemen stres, pengelolaan waktu, cultural diversity, dan
penyalahgunaan obat terlarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya hidup
yang sehat mempengaruhi tingginya ketahanan, fleksibiltas dan konsep diri yang
sehat yang mempengaruhi tingginya partisipasi dalam komunitas.
3. Komunikasi Efektif. Cangelosi dan Petersen
(1998) menemukan bahwa banyak kegagalan siswa di sekolah, masyarakat dan tempat
kerja diakibatkan rendahnya keterampilan dalam berkomunikasi. Selain
keterampilan komunikasi berperan secara langsung, peranan tidak langsung juga
ditemukan. Secara tidak langsung keterampilan komunikasi mempengaruhi tingkat
kepercayaan diri dan dukungan sosial yang kemudian dilanjutkan pengaruhnya ke
kesuksesan. Soft skills memuat banyak jenis dan variasi. Institusi perlu
menetapkan terlebih dahulu jenis soft skills yang dikembangkan. Eksplorasi
hasil penelitian dan masukan dari alumni atau pakar dapat dipakai sebagai
pertimbangan untuk memilih soft skills mana yang akan ditingkatkan.
http://azizturn.wordpress.com/2010/02/23/soft-skills-bagi-mahasiswa/
Mahasiswa
- mahasiswa saat ini hendaknya mempunyai kemampuan antara lain:
a. Profesional.
b. Daya saing yang tinggi
c. Adaptif
d. Berkompetisi
e. Soft skills
f. Soft knowledge
g. Mampu mencitakan lapangan kerja
h. Mampu bekerja sama
i. Memiliki Life
Skills
j. Mampu memanfaatkan teknologi
k. Berwawasan kewirausahaan.
http://raisadwisp.blogspot.com/
B.
HARD SKILL
Proses pembelajaran di
perguruan tinggi lebih menitik beratkan pada aspek kognitif. Hal ini dapat
dilihat pada prestasi mahasiswa yang ditunjukkan oleh indeks prestasi (IP).
Indeks prestasi dibuat berdasarkan hasil penilaian dari evaluasi dosen terhadap
mahasiswa dalam proses pembelajaran. Kemampuan mahasiswa yang ditunjukkan
berdasarkan indeks prestasi seperti inilah yang sering disebut sebagai kemampuan
hard skill.
Menurut Bahrumsyah
(2010) hard skill merupakan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan
keterampilan teknis yang berhubungan dengan bidang ilmunya. Menurut Syawal
(2010) hard skill yaitu lebih beriorentasi mengembangkan intelligence
quotient (IQ). Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hard
skill merupakan kemampuan untuk menguasai ilmu pengatahuan teknologi dan
keterampilan teknis dalam mengembangkan intelligence quotient yang
berhubungan dengan bidangnya.
C.
PERANAN HARD SKILL DAN SOFT
SKILL
Hard
skill sangatlah penting untuk dikembangkan, karena kemampuan
seseorang untuk melakukan sebuah pekerjaan dengan baik dan benar adalah
tergantung bagaimana hard skill yang dia miliki. Tidak mungkin seseorang
bisa membuat sebuah alat yang berguna jika dia tidak mengetahui cara pembuatan,
tujuan, dan kegunaannya alat tersebut. ataupun tidak mungkin seseorang mampu
memperbaiki sesuatu jika dia tidak tuhu apa yang dia perbaiki.
Sebelum melamar sebuah
pekerjaanpun seharusnya lulusan perrguruan tinggi (mahasiswa) harus
memperhatikan pekerjaan yang akan diterimanya dengan kemampuannya.
Membandingkan kemampuan dengan pekerjaan yang akan dikerjakan adalah hal yang
baik. Untuk itu mahasiswa perlu mempersiapkan dirinya dengan mengembangkan hard
skill sebagai dasar untuk melamar pekerjaan dan diimbangi dengan soft
skill sebagai landasan untuk melakukan pekerjaan. Karena hampir semua
perusahaan dewasa ini mensyaratkan adanya kombinasi yang sesuai antara hard
skill dan soft skill, apapun posisi karyawannya. Bagi perekrutan
karyawan bagi perusahaan pendekatan hard skill saja kini sudah
ditinggalkan. Percuma jika hard skill baik, tetapi soft skillnya
buruk. Hal ini bisa dilihat pada iklan-iklan lowongan kerja berbagai perusahaan
yang juga mensyaratkan kemampuan soft skill, seperi team work,
kemampuan komunikasi, dan interpersonal relationship, dalam job
requirementnya. Perusahaan cenderung memilih calon yang memiliki
kepribadian lebih baik meskipun hard skillnya lebih rendah. Alasannya
adalah memberikan pelatihan ketrampilan jauh lebih mudah daripada pembentukan
karakter Hal tersebut menunjukkan bahwa hard skill merupakan faktor
penting dalam bekerja, namun keberhasilan seseorang dalam bekerja biasanya
lebih ditentukan oleh soft skillnya yang baik.
Dunia kerja saat ini
membutuhkan sumber daya yang terampil, sebagai seorang mahasiswa dituntut
untuk mempunyai keahlian hard skill yang tinggi, Hard skill
merupakan keahlian bagaimana nilai akhir kuliah mahasiswa/nilai akademis (IPK)
mahasiswa ini sebagai persyaratan untuk memenuhi admnistrasi dalam melamar pada
suatu perusahaan, selain harus memiliki IPK yang tinggi di era persaingan yang
ketat ini juga kita dituntut memiliki soft skill yaitu ketrampilan
seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal skill) ketrampilan
dalam mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skill),
Baik hard skills maupun soft skills merupakan prasyarat
kesuksesan seorang sarjana dalam menempuh kehidupan setelah selesai
pendidikannya. Seperti yang dijelaskan di atas bahwa hard skills ditekankan
pada aspek kognitif dan keahlian khusus menurut disiplin keilmuan tertentu,
sedangkan softskills merupakan perilaku personal dan interpersonal
skill yang diperlukan untuk mengembangkan dan mengoptimalkan kinerja
seorang manusia. Menurut Pumphrey dan Slatter (2002) dalam artikel Teguhwijaya
menengarai bahwa soft skill memiliki karakteristik sebagai berikut:
Bersifat
generik, dalam arti digunakan dalam berbagai penyelesaian tugas yang berbeda.
Dapat
ditransfer dan diterapkan dalam berbagai aktivitas pelaksanaan tugas, disebut
juga sebagai keterampilan hidup (life skills).
Merupakan
keterampilan atau atribut yang terdapat dalam aktivitas seperti pemecahan
masalah, komunikasi, pemanfaatan teknologi, dan bekerja dalam kelompok.
Dapat
dipromosikan sebagai keterampilan yang memberi kontribusi dalam ‘pembelajaran
seumur hidup’ (‘life long learning’).
Dapat
dimiliki dan digunakan oleh pengusaha dan organisasi pemerintah.
Dapat
ditransfer dalam berbagai konteks yang berbeda oleh orang-orang yang memiliki
latar belakang disiplin ilmu, profesi dan jabatan yang berbeda-beda.
III. PENUTUP
Upaya pemerintah untuk
mengembangkan hard skill dan soft skill dalam dunia pendidikan
sangatlah baik dan harus didukung. Selain pemerintah, perguruan tinggi seperti
juga menjalankan proses penerapan kurikulumnya dan berupaya keras
memberikan yang terbaik bagi mahasiswanya. Sagatlah disayangkan jika hal ini
disia-siakan.
Mahasiswa adalah
mahasiswa yang mayoritas keahliannya di bidang pendidikan/keguruan. Dengan kata
lain lulusan mahasiswa akan berprofesi sebagai guru/tenaga pendidik.
Tenaga pendidik seharusnya mengerti arti dari pendidik sehingga sangat
berpengaruh untuk kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik dengan
memiliki kemampun untuk menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan
serta bermoral dan beretika.
Dengan demikian,
sudah seharusnya mahasiswa menyadari betapa pentingnya hard skill
dan soft skill untuk kehidupan yang lebih baik. Jika ini disadari oleh
setiap mahasiswa maka lulusan akan lebih baik, dengan sendirinya
mahasiswa akan mejadi mahasiswa yang unggul dan berkarakter.
http://hardinan.blogspot.com/2012/02/pentingnya-hard-skill-dan-soft-skill.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar