Nama : Kartika Meylani
NPM : 24212031
Kelas : 2EB21
MENGAPA KOPERASI DI INDONESIA SULIT BERKEMBANG
Pendahuluan
Koperasi merupakan badan usaha bersama yang bertumpu pada prinsip ekonomi kerakyatan yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Berbagai kelebihan yang dimiliki oleh koperasi seperti efisiensi biaya serta dari peningkatan economies of scale jelas menjadikan koperasi sebagai sebuah bentuk badan usaha yang sangat prospekrif di Indonesia. Namun, sebuah fenomena yang cukup dilematis ketika ternyata koperasi dengan berbagai kelebihannya ternyata sangat sulit berkembang di Indonesia. Koperasi bagaikan mati suri dalam 15 tahun terakhir. Koperasi Indonesia yang berjalan di tempat atau justru malah mengalami kemunduran. Pasang-surut Koperasi di Indonesia dalam perkembangannya mengalami pasang dan surut. Saat ini pertanyaannya adalah “Mengapa Koperasi sulit berkembang?” Padahal, upaya pemerintah untuk memberdayakan Koperasi seolah tidak pernah habis. Bahkan, bisa dinilai, mungkin amat memanjakan. Berbagai paket program bantuan dari pemerintah seperti kredit program: KKop, Kredit Usaha Tani (KUT), pengalihan saham (satu persen) dari perusahaan besar ke Koperasi, skim program KUK dari bank dan Kredit Ketahanan Pangan (KKP) yang merupakan kredit komersial dari perbankan, Permodalan Nasional Madani (PNM), terus mengalir untuk memberdayakan gerakan ekonomi kerakyatan ini. Tak hanya bantuan program, ada institusi khusus yang menangani di luar Dekopin, yaitu Menteri Negara Urusan Koperasi dan PKM (Pengusaha Kecil Menengah), yang sebagai memacu gerakan ini untuk terus maju. Namun, kenyataannya, Koperasi masih saja melekat dengan stigma ekonomi marjinal, pelaku bisnis yang perlu “di kasihani”. http://purwakartakab.bps.go.id/index.php?option=com_content&view=article&catid=49:koperasi&id=99:sejarah-koperasi&Itemid=30 Isi PENYEBAB KOPERASI TIDAK BERKEMBANG Saat ini masalah yang masih di hadapi koperasi dan bisa menghambat perkembangan koperasi
Sabtu, 30 November 2013
tulisan 4 : keunggulan bisnis indonesia
Nama : Kartika Meylani
NPM : 24212031
Kelas :2EB21
KEUNGGULAN BISNIS DI INDONESIA
Keunggulan bisnis alam yang dapat menjadi peluang besar tetapi tidak dapat dikembangkan
NPM : 24212031
Kelas :2EB21
KEUNGGULAN BISNIS DI INDONESIA
Keunggulan bisnis alam yang dapat menjadi peluang besar tetapi tidak dapat dikembangkan
Jika saja, pemimpin di negeri ini bisa membaca tanda kemajuan tentu sebaiknya lakukan evaluasi secara nasional program apa yang tepat bisa jadi icon (kebanggaan) bangsa ini, untuk bisa merubah tata kehidupan masyarakat untuk menghapus kemiskinan dengan kehidupannya lebih sejahtera. Dinegara ini ada banyak potensi yang dapat dikembangkan menjadi peluang besar sebagai sumber kesejahteraan rakyat. Potensi-potensi itu bidang pertanian dan bidang kelautan. Sebab baik secara tradisional dan modern, nenek moyang bangsa kita adalah petani dan nelayan bahkan peternak yang handal. Tentu jika kita ingin bidang ini semakin maju, bisa ditopang secara tehnologi canggih. Disamping kita juga bisa kembangkan industri, yang tidak hanya terpusat di Pulau Jawa, tetapi dapat dikembangkan semua daerah yang perlu seperti Kalimantan, Sulawesi, Papua. Negara kita yang memiliki potensi alam yang kaya dengan luas areal pertanian dan perkebunan terbesar, negara yang memiliki potensi hasil laut dengan panjang pantai terpanjang di Asean, punya potensi pengembangan peternakan yang cukup luas. Bahkan memiliki potensi tambang terbesar didunia. Tapi sepertinya potensi negeri ini tidak memegang peranan penting guna bisa sejahterakan rakyat. Bahkan masih banyak rakyat miskin. Sebenarnya dimana yang salah, apakah salah mengelola atau memang kita tidak memiliki niat untuk jadi negara besar dibidang ekonomi, memanfaatkan potensi alam. Kita lihat saja, kita memiliki luas lahan pertanian yang besar tapi kok kita masih juga import beras, demikian juga kita meliki potensi laut, ikan Tuna yang mahal didunia, ikan cakalang dan sebagainya, yang bisa menghasilkan devisa negara triliun rupiah. Namun sepertinya belum terkelola dengan baik. Juga kita memiliki potensi pengembangan ternak, tapi entah mengapa kita lebih terpengaruh melakukan import daging sapi meskipun harga daging Sapi mahal . Saat ini kita lihat harga cabe rawit dan harga bawang merah, harganya melambung jauh dan cukup mahal melebihi harga komoditi cengkeh. Tapi kita memang lebih suka bicara barang kita harus import ketimpang mengupayakan potensi yang ada untuk dikembangkan. Jangankan itu tenaga kerja yang ada dinegara kita lebih cenderung pergi bekerja kenegara lain dengan berbagai resiko ketimpang bekerja di negeri ini. Seharusnya semua hal semacam ini jadi
tugas 4 : keunggulan kompentitif
Nama :
Kartika Meylani
NPM :
24212031
Kelas :
2EB21
I.
PENDAHULUAN
Persaingan untuk mendapatkan
pekerjaan sekarang ini sangatlah ketat diakibatkan banyaknya orang yang melamar
pekerjaan ataupun sedikitnya daya tampung pekerja. adalah salah satu
perguruan tinggi yang ada di Sumatera Utara yang meluluskan mahasiswa lebih
kurang empat ribu orang setiap tahunnya. Sudah tentu lulusan tersebut akan
bekerja dan akan bersaing dengan lulusan itu sendiri ataupun lulusan
perguruan tinggi lainnya. Dengan demikian mahasiswa harus mempersiapkan
dirinya untuk bersaing sebelum dan setelah dinyatakan lulus dalam mendapatkan
pekerjaan yang lebih baik.
Mengembangkan hard
skill adalah jawaban utama didalam keberhasilan untuk mendapatkan pekerjaan
tersebut. Namun demikian tidaklah cukup hanya kemampuan hard skill saja,
tetapi harus diimbangi dengan kemampuan soft skill dalam menghadapi
berbagai tantangan saat melakukan pekerjaan tersebut. Menurut Admin dunia kerja
percaya bahwa sumber daya manusia yang unggul adalah mereka yang tidak hanya
memiliki kemahiran hard skill saja, tetapi juga piawai dalam aspek soft
skillnya. Ditambahkan juga, bahwa dunia pendidikanpun mengungkapkan dengan
berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat ternyata
kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan
kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan
mengelola diri dan orang lain (soft skill).
Dari penjelasan di atas,
dapat kita lihat bahwa pentingnya hard skill dan soft skill bagi
setiap orang yang ingin mendapatkan ataupun saat melakukan pekerjaan. Dengan
demikian dituntut bahwa setiap mahasiswa harus meningkatkan hard skill
dan soft skillnya dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja pada
masa studinya. Hal ini sejalan dengan Strategi Pendidikan Tinggi Jangka Panjang
2003 – 2010 (Dirjen Dikti, 2004) yang dirumuskan oleh Depdiknas secara jelas
menyebutkan bahwa peran pendidikan tinggi dalam peningkatan daya saing bangsa
sangat vital mengingat tingkat persaingan sumber daya manusia (SDM) di pasar
kerja nasional maupun internasional terus meningkat seiring dengan peningkatan
pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi baru pada berbagai bidang dunia
usaha, serta kebutuhan tingkat profesionalisme (knowledge, hard
skill, soft skill) yang semakin tinggi.
http://hardinan.blogspot.com/2012/02/pentingnya-hard-skill-dan-soft-skill.html
II. ISI
A.
SOFT
SKILL
Soft skills adalah seperangkat kemampuan yang
mempengaruhi bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain. Soft skills memuat
komunikasi efektif, berpikir kreatif dan kritis, membangun tim, serta kemampuan
lainnya yang terkait kapasitas kepribadian individu. Tujuan dari pelatihan soft
skills adalah memberikan kesempatan kepada individu untuk untuk mempelajari
perilaku baru dan meningkatkan hubungan antar pribadi dengan orang lain. Soft
skills memiliki banyak manfaat, misalnya pengembangan karir serta etika
profesional. Dari sisi organisasional, soft skills memberikan dampak terhadap
kualitas manajemen secara total, efektivitas institusional dan sinergi inovasi.
Esensi soft skills adalah kesempatan. Lulusan memerlukan soft skills untuk
membuka dan memanfaatkan kesempatan.
Sukses di dalam sebuah pekerjaan tidak hanya
bergantung kepada rasio dan logika individu tetapi juga kapasitas
kemanusiannya. Kemampuan yang dimiliki manusia dapat diibaratkan sebagai Gunung
Es (Ice Berg). Yang nampak di luar permukaan air ialah kemampuan Hard Skill/
Technical Skill, sedangkan kemampuan yang berada di bawah permukaan air dan
memiliki porsi yang paling besar ialah kemampuan Soft Skill. Soft skill
merupakan kemampuan yang tidak tampak dan seringkali berhubungan dengan emosi
manusia.
Banyak ditemukan hasil penelitian yang
menunjukkan kesuksesan individu dalam bekerja dipengaruhi oleh karakteristik
kepribadian individu. Penelitian kemudian mengarah pada pertanyaan
karakteristik kepribadian seperti apakah yang mendukung kesuksesan dalam
bekerja. Dari banyak teori kepribadian, teori kepribadian lima faktor (five
factors personality) banyak dipakai untuk meninjau kesuksesan dalam bekerja.
Lima faktor kepribadian tersebut merupakan gambaran mengenai karakteristik khas
individu yang unik dan relatif stabil. Lima faktor tersebut antara lain :
1. Ketahanan Pribadi (conscientiousness).
Ketahanan pribadi ini ditunjukkan dengan karakter gigih, sistematis, pantang
menyerah, motivasi tinggi dan tahan terhadap beban pekerjaan.
2. Ekstraversi (extraversion). Tipe kepribadian
ini ditandai dengan keterampilan membina hubungan dan komunikasi yang efektif,
pandai bergaul, bekerja sama, aktif, mengutamakan kerjasama, atraktif dan
asertif (terbuka).
3. Keramahan (agreableness). Tipe ini ditandai
dengan sikap ramah, rendah hati, tidak mau menunjukkan kelebihannya, mudah simpati,
hangat, dapat dipercaya dan sopan.
4. Emosi Stabil (emotion stability). Tipe ini
ditandai dengan sikap yang tenang, tidak mudah cemas dan tertekan, mudah
menerima, tidak mudah marah dan percaya diri.
5. Keterbukan terhadap pengalaman (openess). Individu
dengan tipe ini memiliki daya pikir yang imajinatif, menyukai tantangan, anti
kemapanan, kreatif, kritis dan memiliki rasa ingin tahu yang besar.
Soft skills memiliki banyak variasi yang di
dalamnya termuat elemen-elemen. Berikut ini akan dijelaskan beberapa jenis soft
skills yang terkait dengan kesuksesan dalam dunia kerja berdasarkan dari
hasil-hasil penelitian.
1.Kecerdasan Emosi. Melalui penelitian yang
intensif Goleman (1998) menemukan bahwa kesuksesan seseorang tidak hanya
didukung oleh seberapa smart seseorang dalam menerapkan pengetahuan dan
mendemonstrasikan keterampilannya, akan tetapi seberapa besar seseorang mampu
mengelola dirinya dan interaksi dengan orang lain. Keterampilan tersebut
dinamakan dengan kecerdasan emosi. Terminologi kecerdasan Emosi diperkenalkan
pertama kali oleh Salovey dan Mayer untuk menyatakan kualitas-kualitas
seseorang, seperti kemampuan memahami perasaan orang lain, empati, dan
pengaturan emosi untuk meningkatkan kualitas hidup (Gibbs, 1995). Kecerdasan
emosi juga meliputi sejumlah keterampilan yang berhubungan dengan keakuratan
penilaian tentang emosi diri sendiri dan orang lain; dan kemampuan mengelola
perasaan untuk memotivasi, merencanakan, dan meraih tujuan hidup.
2. Gaya Hidup Sehat. Marchand dkk (2005)
menemukan bahwa uang jutaan dolar terbuang oleh institusi dan masyarakat karena
faktor minimnya produktivitas, pelayanan kesehatan, kecelakaan kerja dan
pegawai yang absen dalam bekerja. Pendukung utama dari sekian indikator
tersebut adalah gaya hidup individu yang tidak sehat. University of Central
Florida memasukkan tema gaya hidup sehat ini sebagai target pengembangan soft
skills bagi mahasiswa mereka. Topik yang diangkat dalam pengembangannya memuat
nutrisi, manajemen stres, pengelolaan waktu, cultural diversity, dan
penyalahgunaan obat terlarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya hidup
yang sehat mempengaruhi tingginya ketahanan, fleksibiltas dan konsep diri yang
sehat yang mempengaruhi tingginya partisipasi dalam komunitas.
3. Komunikasi Efektif. Cangelosi dan Petersen
(1998) menemukan bahwa banyak kegagalan siswa di sekolah, masyarakat dan tempat
kerja diakibatkan rendahnya keterampilan dalam berkomunikasi. Selain
keterampilan komunikasi berperan secara langsung, peranan tidak langsung juga
ditemukan. Secara tidak langsung keterampilan komunikasi mempengaruhi tingkat
kepercayaan diri dan dukungan sosial yang kemudian dilanjutkan pengaruhnya ke
kesuksesan. Soft skills memuat banyak jenis dan variasi. Institusi perlu
menetapkan terlebih dahulu jenis soft skills yang dikembangkan. Eksplorasi
hasil penelitian dan masukan dari alumni atau pakar dapat dipakai sebagai
pertimbangan untuk memilih soft skills mana yang akan ditingkatkan.
http://azizturn.wordpress.com/2010/02/23/soft-skills-bagi-mahasiswa/
Mahasiswa
- mahasiswa saat ini hendaknya mempunyai kemampuan antara lain:
a. Profesional.
b. Daya saing yang tinggi
c. Adaptif
d. Berkompetisi
e. Soft skills
f. Soft knowledge
g. Mampu mencitakan lapangan kerja
h. Mampu bekerja sama
i. Memiliki Life
Skills
j. Mampu memanfaatkan teknologi
k. Berwawasan kewirausahaan.
http://raisadwisp.blogspot.com/
B.
HARD SKILL
Proses pembelajaran di
perguruan tinggi lebih menitik beratkan pada aspek kognitif. Hal ini dapat
dilihat pada prestasi mahasiswa yang ditunjukkan oleh indeks prestasi (IP).
Indeks prestasi dibuat berdasarkan hasil penilaian dari evaluasi dosen terhadap
mahasiswa dalam proses pembelajaran. Kemampuan mahasiswa yang ditunjukkan
berdasarkan indeks prestasi seperti inilah yang sering disebut sebagai kemampuan
hard skill.
Menurut Bahrumsyah
(2010) hard skill merupakan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan
keterampilan teknis yang berhubungan dengan bidang ilmunya. Menurut Syawal
(2010) hard skill yaitu lebih beriorentasi mengembangkan intelligence
quotient (IQ). Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hard
skill merupakan kemampuan untuk menguasai ilmu pengatahuan teknologi dan
keterampilan teknis dalam mengembangkan intelligence quotient yang
berhubungan dengan bidangnya.
C.
PERANAN HARD SKILL DAN SOFT
SKILL
Hard
skill sangatlah penting untuk dikembangkan, karena kemampuan
seseorang untuk melakukan sebuah pekerjaan dengan baik dan benar adalah
tergantung bagaimana hard skill yang dia miliki. Tidak mungkin seseorang
bisa membuat sebuah alat yang berguna jika dia tidak mengetahui cara pembuatan,
tujuan, dan kegunaannya alat tersebut. ataupun tidak mungkin seseorang mampu
memperbaiki sesuatu jika dia tidak tuhu apa yang dia perbaiki.
Sebelum melamar sebuah
pekerjaanpun seharusnya lulusan perrguruan tinggi (mahasiswa) harus
memperhatikan pekerjaan yang akan diterimanya dengan kemampuannya.
Membandingkan kemampuan dengan pekerjaan yang akan dikerjakan adalah hal yang
baik. Untuk itu mahasiswa perlu mempersiapkan dirinya dengan mengembangkan hard
skill sebagai dasar untuk melamar pekerjaan dan diimbangi dengan soft
skill sebagai landasan untuk melakukan pekerjaan. Karena hampir semua
perusahaan dewasa ini mensyaratkan adanya kombinasi yang sesuai antara hard
skill dan soft skill, apapun posisi karyawannya. Bagi perekrutan
karyawan bagi perusahaan pendekatan hard skill saja kini sudah
ditinggalkan. Percuma jika hard skill baik, tetapi soft skillnya
buruk. Hal ini bisa dilihat pada iklan-iklan lowongan kerja berbagai perusahaan
yang juga mensyaratkan kemampuan soft skill, seperi team work,
kemampuan komunikasi, dan interpersonal relationship, dalam job
requirementnya. Perusahaan cenderung memilih calon yang memiliki
kepribadian lebih baik meskipun hard skillnya lebih rendah. Alasannya
adalah memberikan pelatihan ketrampilan jauh lebih mudah daripada pembentukan
karakter Hal tersebut menunjukkan bahwa hard skill merupakan faktor
penting dalam bekerja, namun keberhasilan seseorang dalam bekerja biasanya
lebih ditentukan oleh soft skillnya yang baik.
Dunia kerja saat ini
membutuhkan sumber daya yang terampil, sebagai seorang mahasiswa dituntut
untuk mempunyai keahlian hard skill yang tinggi, Hard skill
merupakan keahlian bagaimana nilai akhir kuliah mahasiswa/nilai akademis (IPK)
mahasiswa ini sebagai persyaratan untuk memenuhi admnistrasi dalam melamar pada
suatu perusahaan, selain harus memiliki IPK yang tinggi di era persaingan yang
ketat ini juga kita dituntut memiliki soft skill yaitu ketrampilan
seseorang dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal skill) ketrampilan
dalam mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skill),
Baik hard skills maupun soft skills merupakan prasyarat
kesuksesan seorang sarjana dalam menempuh kehidupan setelah selesai
pendidikannya. Seperti yang dijelaskan di atas bahwa hard skills ditekankan
pada aspek kognitif dan keahlian khusus menurut disiplin keilmuan tertentu,
sedangkan softskills merupakan perilaku personal dan interpersonal
skill yang diperlukan untuk mengembangkan dan mengoptimalkan kinerja
seorang manusia. Menurut Pumphrey dan Slatter (2002) dalam artikel Teguhwijaya
menengarai bahwa soft skill memiliki karakteristik sebagai berikut:
Bersifat
generik, dalam arti digunakan dalam berbagai penyelesaian tugas yang berbeda.
Dapat
ditransfer dan diterapkan dalam berbagai aktivitas pelaksanaan tugas, disebut
juga sebagai keterampilan hidup (life skills).
Merupakan
keterampilan atau atribut yang terdapat dalam aktivitas seperti pemecahan
masalah, komunikasi, pemanfaatan teknologi, dan bekerja dalam kelompok.
Dapat
dipromosikan sebagai keterampilan yang memberi kontribusi dalam ‘pembelajaran
seumur hidup’ (‘life long learning’).
Dapat
dimiliki dan digunakan oleh pengusaha dan organisasi pemerintah.
Dapat
ditransfer dalam berbagai konteks yang berbeda oleh orang-orang yang memiliki
latar belakang disiplin ilmu, profesi dan jabatan yang berbeda-beda.
III. PENUTUP
Upaya pemerintah untuk
mengembangkan hard skill dan soft skill dalam dunia pendidikan
sangatlah baik dan harus didukung. Selain pemerintah, perguruan tinggi seperti
juga menjalankan proses penerapan kurikulumnya dan berupaya keras
memberikan yang terbaik bagi mahasiswanya. Sagatlah disayangkan jika hal ini
disia-siakan.
Mahasiswa adalah
mahasiswa yang mayoritas keahliannya di bidang pendidikan/keguruan. Dengan kata
lain lulusan mahasiswa akan berprofesi sebagai guru/tenaga pendidik.
Tenaga pendidik seharusnya mengerti arti dari pendidik sehingga sangat
berpengaruh untuk kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik dengan
memiliki kemampun untuk menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan
serta bermoral dan beretika.
Dengan demikian,
sudah seharusnya mahasiswa menyadari betapa pentingnya hard skill
dan soft skill untuk kehidupan yang lebih baik. Jika ini disadari oleh
setiap mahasiswa maka lulusan akan lebih baik, dengan sendirinya
mahasiswa akan mejadi mahasiswa yang unggul dan berkarakter.
http://hardinan.blogspot.com/2012/02/pentingnya-hard-skill-dan-soft-skill.html
tugas 3 : lulusan
Nama :
Kartika Meylani
NPM :
24212031
Kelas : 2EB21
LULUSAN
MANAJEMEN ? (KOMPETENSI YANG HARUS DIMILIKI MAHASISWA MANAJEMEN DALAM BERSAING
DI DUNIA KERJA )
Salah satu permasalahan klasik
yang sering terdengar adalah keluhan bahwa lulusan manajemen sangat sulit dalam
mencari kerja. Pertanyaan yang muncul “apakah ada yang salah dengan dunia
kerja atau ada kesalahan mengenai kompetensi lulusan jurusan manajemen ?”.
Dalam kajian yang dilakukan
oleh departemen Penelitian & Pengembangan dapat disimpulkan beberapa hal
yang harus dimiliki oleh mahasiswa jurusan manajemen.
Berbicara tentang kompetensi yang harus dimiliki mahasiswa manajemen dalam persaingan dunia kerja, maka kita berbicara tentang kompetensi apa yang akan membedakan mahasiswa manajemen dengan mahasiswa jurusan lainya terutama dalam dunia kerja. Dari hasil kajian yang kami lakukan dapat diketahui baha lulusan jurusan manajemen diperlukan di semua perusahaan. Hal ini dikarenakan selama kuliah, mahasiswa jurusan manajemen menerima hard skill mengenai pengelolaan sebuah organisasi/ perusahaan dari berbagai sisi di antaranya keuangan, pemasaran, operasional , sumber daya manusia, dan sebagainya.
Berbicara tentang kompetensi yang harus dimiliki mahasiswa manajemen dalam persaingan dunia kerja, maka kita berbicara tentang kompetensi apa yang akan membedakan mahasiswa manajemen dengan mahasiswa jurusan lainya terutama dalam dunia kerja. Dari hasil kajian yang kami lakukan dapat diketahui baha lulusan jurusan manajemen diperlukan di semua perusahaan. Hal ini dikarenakan selama kuliah, mahasiswa jurusan manajemen menerima hard skill mengenai pengelolaan sebuah organisasi/ perusahaan dari berbagai sisi di antaranya keuangan, pemasaran, operasional , sumber daya manusia, dan sebagainya.
Secara empiris, kita dapat
memberi contoh bahwa ketika mahasiswa belajar mengenai optimalisasi produksi
perusahaan berdasarkan perhitungan derivatif matematika. Hal ini berarti
manajemen pun memiliki ilmu yang teoritis dan dapat menyelesaikan masalah yang
pasti. Kami memiliki pertanyaan retorik yang dapat kami kemukakan yaitu
“perusahaan mana yang tidak memiliki sisi operasi?”. Mahasiswa manajemen lah
yang memiliki kunci akan kesuksesan manajemen perusahaan tersebut karena
mahasiswa manajemen memang berkonsentrasi dalam hal pencapaian suatu tujuan
yang dilakukan secara bersama-sama.
Kemudian, lulusan manajemen pun
idealnya dapat berpikir secara rasional untuk menyelesaikan berbagai masalah
dan membuat keputusan berdasarkan analisisnya karena sejak kuliah, mahasiswa
diajarkan untuk berpikir mengenai kasus yang dinamis sehingga lulusan manajemen
memiliki pengetahuan yang luas mengenai pemecahan masalah. Salah seorang dosen
pernah mengatakan bahwa “Tidak ada satu jawaban yang dapat menyelesaikan semua
masalah manajemen”. Kalimat ini digunakan untuk menjawab sebuah pertanyaan dari
mahasiswa mengenai mana yang lebih baik antara perusahaan yang memiliki banyak
utang atau sedikit utang. Jawaban tersebut menyadarkan mahasiswa bahwa memang
selalu ada jawaban yang berbeda atas pertanyaan yang sama tetapi memiliki
kondisi dan syarat yang berbeda. Jadi mahasiswa manajemen terus dilatih untuk
berpikir kritis dan rasional serta memiliki kapabilitas untuk memecahkan
masalah serta membuat keputusan.
Selain berbicara mengenai
kemampuan hard skill hal yang juga sangat penting dimiliki mahasiswa manajemen
adalah kemampuan soft skill. Berdasar hasil survey Nasional Assosiation of
Colleges and Employers USA (2002) terhadap 457 pimpinan perusahaan menyatakan
bahwa Indeks Kumulatif Prestasi (IPK) bukanlah hal yang dianggap penting dalam
dunia kerja. Yang jauh lebih penting adalah sotfskill antara lain kemampuan
komunikasi, kejujuran, kerjasama, motivasi, kemampuan beradaptasi dan kemampuan
interpersonal dengan orientasi nilai pada kinerja yang efektif. Dalam hal ini
ada kecenderungan bahwa apa yang diberikan di bangku kuliah tidak sepenuhnya
sesuai dengan kebutuhan di lapangan kerja. Dan gap itu adalah softskill.
Kemampuan nonteknis yang tidak terlihat wujudnya (intangible) namun sangat
diperlukan itulah prinsipnya yang disebut dengan softskill.
Soft Skill adalah keterampilan
seseorang dalam berhubungan dengan orang lain dan keterampilan dalam mengatur
dirinya sendiri yang mampu mengembangkan unjuk kerja secara maksimal. Soft
Skill sendiri dibagi menjadi dua aspek yaitu teknis dan non teknis. Aspek
teknis berhubungan dengan latar belakang keahlian atau kebutuhan yang
diperlukan di dunia kerja sedangkan aspek non teknis mencakup motivasi,
adaptasi komunikasi, kerjasama, problem solving, manajemen stress dan
kepemimpinan. Dengan memiliki dua kompetensi yaitu hard skill dan soft skill,
Mahasiswa Manajemen akan dapat bersaing di dunia kerja bahkan dapat dengan mudah
dalam mendapatkan pekerjaan.
http://hmjmfeb.ub.ac.id/lulusan-manajemen-kompetensi-yang-harus-dimiliki-mahasiswa-manajemen-dalam-bersaing-di-dunia-kerja/
Pentingnya Soft Skill Bagi Mahasiswa
Persaingan
untuk mendapatkan pekerjaan sekarang ini sangatlah
ketat diakibatkan banyaknya orang yang melamar pekerjaan ataupun sedikitnya
daya tampung pekerja. adalah salah satu perguruan tinggi yang ada di
Sumatera Utara yang meluluskan mahasiswa lebih kurang empat ribu orang setiap
tahunnya. Sudah tentu lulusan tersebut akan bekerja dan akan bersaing dengan
lulusan itu sendiri ataupun lulusan perguruan tinggi lainnya. Dengan
demikian mahasiswa harus mempersiapkan dirinya untuk bersaing sebelum dan
setelah dinyatakan lulus dalam mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.
Mengembangkan
hard skill adalah jawaban utama didalam keberhasilan untuk mendapatkan pekerjaan
tersebut. Namun demikian tidaklah cukup hanya kemampuan hard skill saja, tetapi
harus diimbangi dengan kemampuan soft skill dalam
menghadapi berbagai tantangan saat melakukan pekerjaan tersebut. Menurut Admin
dunia kerja percaya bahwa sumber daya manusia yang unggul adalah mereka yang
tidak hanya memiliki kemahiran hard skill saja, tetapi juga piawai dalam aspek
soft skillnya. Ditambahkan juga, bahwa dunia pendidikanpun mengungkapkan dengan
berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat ternyata
kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan
kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri
dan orang lain (soft skill).
Hard Skill
Proses
pembelajaran di perguruan tinggi lebih menitik
beratkan pada aspek kognitif. Hal ini dapat dilihat pada prestasi mahasiswa
yang ditunjukkan oleh indeks prestasi (IP). Indeks prestasi dibuat berdasarkan
hasil penilaian dari evaluasi dosen terhadap
mahasiswa dalam proses pembelajaran. Kemampuan mahasiswa yang ditunjukkan
berdasarkan indeks prestasi seperti inilah yang sering disebut sebagai
kemampuan hard skill.
Pengertian
soft skill didefenisikan sebagai keterampilan lunak (soft) yang digunakan dalam
berhubungan dan bekerjasama dengan orang lain, atau dikatakan sebagai interpersonal skills. Menurut Bahrumsyah soft skill
merupakan keterampilan seseorang dalam berhubungan dengan orang lain
(interpersonal skills) dan keterampilan mengatur dirinya sendiri (intrapersonal
skills) yang mempu mengembangkan untuk kerja secara maksimal. Dari kedua
pendapat tersebut diatas, ada kesamaan pendapat tentang pengertian soft skill
yaitu interpersonal skill hanya saja pada pendapat Bahrumsyah ditambahkan
intrapersonal skills yaitu keterampilan mengatur dirinya sendiri.
Hard
skill sangatlah penting untuk dikembangkan, karena kemampuan seseorang untuk
melakukan sebuah pekerjaan dengan baik dan benar adalah tergantung bagaimana
hard skill yang dia miliki. Tidak mungkin seseorang bisa membuat sebuah alat
yang berguna jika dia tidak mengetahui cara
pembuatan, tujuan, dan kegunaannya alat tersebut. ataupun tidak mungkin
seseorang mampu memperbaiki sesuatu jika dia tidak tuhu apa yang dia perbaiki.
Sebelum
melamar sebuah pekerjaanpun seharusnya lulusan perrguruan tinggi (mahasiswa)
harus memperhatikan pekerjaan yang akan diterimanya dengan kemampuannya.
Membandingkan kemampuan dengan pekerjaan yang akan dikerjakan adalah hal yang
baik. Untuk itu mahasiswa perlu mempersiapkan dirinya dengan mengembangkan hard
skill sebagai dasar untuk melamar pekerjaan dan diimbangi dengan soft skill
sebagai landasan untuk melakukan pekerjaan. Karena hampir semua perusahaan
dewasa ini mensyaratkan adanya kombinasi yang sesuai antara
hard skill dan soft skill, apapun posisi karyawannya. Bagi perekrutan karyawan
bagi perusahaan pendekatan hard skill saja kini sudah ditinggalkan. Percuma
jika hard skill baik, tetapi soft skillnya buruk. Hal ini bisa dilihat pada
iklan-iklan lowongan kerja berbagai perusahaan yang juga mensyaratkan kemampuan
soft skill, seperi team work, kemampuan komunikasi, dan interpersonal
relationship, dalam job requirementnya. Perusahaan cenderung memilih calon yang
memiliki kepribadian lebih baik meskipun hard skillnya lebih rendah. Alasannya
adalah memberikan pelatihan ketrampilan jauh lebih mudah daripada pembentukan
karakter Hal tersebut menunjukkan bahwa hard skill merupakan faktor penting
dalam bekerja, namun keberhasilan seseorang dalam bekerja biasanya lebih
ditentukan oleh soft skillnya yang baik.
Dunia
kerja saat ini membutuhkan sumber daya yang terampil, sebagai seorang
mahasiswa dituntut untuk mempunyai keahlian hard skill yang tinggi, Hard skill
merupakan keahlian bagaimana nilai akhir kuliah mahasiswa/nilai akademis (IPK)
mahasiswa ini sebagai persyaratan untuk memenuhi admnistrasi dalam melamar pada
suatu perusahaan, selain harus memiliki IPK yang tinggi di era persaingan yang
ketat ini juga kita dituntut memiliki soft skill yaitu ketrampilan seseorang
dalam berhubungan dengan orang lain (interpersonal skill) ketrampilan dalam
mengatur dirinya sendiri (intrapersonal skill), Baik hard skills maupun soft
skills merupakan prasyarat kesuksesan seorang sarjana dalam menempuh kehidupan
setelah selesai pendidikannya. Seperti yang dijelaskan di atas bahwa hard
skills ditekankan pada aspek kognitif dan keahlian khusus menurut disiplin
keilmuan tertentu, sedangkan softskills merupakan perilaku personal dan
interpersonal skill yang diperlukan untuk mengembangkan dan mengoptimalkan
kinerja seorang manusia.
Di
dalam persaingan seperti sekarang, kebutuhan akan tenaga kerja yang memiliki
profesionalisme dan manajerial skill yang berbasis kemampuan sudah merupakan
tuntutan. Terlebih di dunia kerja sekarang banyak dipengaruhi perubahan pasar,
ekonomi dan teknologi. Tenaga kerja yang memiliki kecerdasan emosional
(Emotional Quatient) sangat mendukung pemenuhan kebutuhan tersebut disamping
kecerdasan intelektual. Berdasar hasil survey Nasional Assosiation of Colleges
and Employers USA (2002) terhadap 457 pimpinan perusahaan menyatakan bahwa
Indeks Kumulatif Prestasi (IPK) bukanlah hal yang dianggap penting dalam dunia
kerja. Yang jauh lebih penting adalah sotfskill antara lain kemampuan
komunikasi, kejujuran, kerjasama, motivasi, kemampuan beradaptasi dan kemampuan
interpersonal dengan orientasi nilai pada kinerja yang efektif.
Keterampilan
sangat mempengaruhi tingkat kesuksesan seseorang. Dengan keterampilan yang ada seseorang dapat menciptakan kehidupan yang lebih baik
untuk dirinya maupun lingkungan sekitarnya. Secara umum, keterampilan manusia
dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu keterampilan teknis (hard skill) dan
keterampilan mengelola diri dan orang lain (soft skill).
INTRAPERSONAL SKILL,
contohnya :
• Transforming
Character ( transformasi karakter )
• Transforming Beliefs (
transformasi keyakinan )
• Change management (
manajemen perubahan )
• Stress management (
stress manajemen )
• Time management ( manajemen
waktu )
• Creative thinking processes
( proses berpikir kreatif )
• Goal setting & life
purpose ( penetapan tujuan dan tujuan hidup )
• Accelerated learning
techniques ( belajar teknik dipercepat )
• Communication skills (
ketrampilan komunikasi )
• Relationship building (
membangun hubungan )
• Motivation skills (
ketrampilan motivasi )
• Leadership skills (
ketrampilan kepemimpinan )
• Self-marketing skills (
ketrampilan pemasaran diri )
• Negotiation skills (
ketrampilan negosiasi )
• Presentation skills (
ketrampilan presentasi )
• Public speaking skills (
ketrampilan berbicara di depan umum )
Cara meningkatkat softskill ,
yaitu :
• Learning by doing. Soft
skill bisa diasah dan ditingkatkan seiring dengan pengalaman dalam dunia
kerja/berorganisasi.
• Berinteraksi dan melakukan
aktivitas dengan orang lain.
• Mengikuti
pelatihan-pelatihan / seminar tentang manajemen.
http://ruslanjuliana.blogspot.com/2013/06/pentingnya-soft-skill-bagi-mahasiswa.html
Langganan:
Postingan (Atom)